Minggu, 29 Januari 2012

Permudaan Nasionalisme

Nasionalisme merupakan kata yang sangat berat untuk diaplikasikan dalam kehidupan jaman sekarang. Paham akan kebanggaan terhadap Bangsa sendiri yaitu Indonesia sudah semakin terkikis oleh pengaruh budaya Barat. Nasionalisme pada jaman dulu yaitu pada saat perang kemerdekaan jelas berbeda dengan jaman sekarang yang katanya sudah merdeka. Rasa ini benar-benar tertanam di jiwa para pejuang karena mereka merasa satu penderitaan melawan penjajah untuk menegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbeda dengan jaman sekarang yang merasa sudah merdeka, kita khususnya para pemuda Indonesia malah berleha-leha untuk mengisi kemerdekaan ini. Dan seiring berjalannya waktu rasa nasionalismenya telah pudar terkontaminasi rasa bangga terhadap bangsa lain.
Pada jaman sekarang, yang bertanggung jawab untuk membangkitkan lagi rasa Nasionalisme adalah “darah muda” Indonesia. Sebagai bunga bangsa, generasi muda sangat menentukan kemajuan ataupun kemunduran jati diri Bangsa Indonesia. Untuk itu, rasa nasionalisme ini harus disegarkan kembali di jiwa pemuda. Tentunya dengan cara yang lebih bisa diterima pada jaman sekarang oleh pemuda dengan versi “darah muda”. Maksud versi “darah muda” disini adalah cara yang sebaiknya dilakukan oleh pemuda-pemudi Indonesia untuk menumbuhkan rasa Nasionalisme baik dari aspek pendidikan, budaya, ekonomi, ataupun kepemimpinan.
Pendidikan baik formal ataupun nonformal adalah faktor paling utama yang mempengaruhi rasa nasionalisme pada generasi muda Indonesia sekarang. Mungkin dulu ketika mau tidur seorang Ayah menceritakan kisah heroik para pahlawan Indonesia. Namun sekarang malah banyak menceritakan kisah hero superman, spiderman, ataupun tokoh-tokoh lainnya yang bersifat fiksi. Cerita tersebut membuat pemikiran anak akan membanggakan pahlawan produk luar sekalipun itu fiksi. Sehingga lambat laun akan melupakan kehebatan pahlawan Indonesia. Didalam pendidikan formalpun tidak sedikit yang dibahas pada mata pelajaran sejarah mengenai kehebatan tokoh-tokoh bangsa lain. Hal inipun baik sebagai pengetahuan, tapi terkadang malah berkesan lebih mengagungkannya daripada pahlawan bangsa sendiri. Satu hal lagi yang mungkin telah dipandang sepele adalah rutinitas upacara bendera. Disebagian sekolah-sekolah sudah tidak terlihat lagi upacara bendera ini. Padahal penting sekali, walaupun hanya kegiatan simbolik tetapi setidaknya dapat menyegarkan kembali rasa nasionalisme. Jadi kita harus merevisi sebagian sistem tersebut yang semakin hilang. Karena bagaimanapun pendidikan mengenai nasionalisme penting ditanamkan sejak dini. Sehingga kelak sudah remaja atau dewasa tinggal melakukan permudaan kelmbali jika rasa ini telah pudar. Tidak terlalu sulit untuk itu karena sudah ada bekal ketika usia dini.

Maaf Gw Bukan Mahasiswa Institut [P]Fleksibel Banget

Entah suatu kebanggaan atau sedikit kemelencengan dari suatu konsistensi..?
Gw hanya berceloteh, gw juga mahasiswa yang belum lulus, gw bukan soq idealis, gw juga g ada maksud menyudutkan pihak tertentu. gw hanya “menyudutkan” diri sendiri saja yang kebtulan gw termasuk ke dalam Institut [P]Fleksibel Banget. Jadi jangan terlalu dbawa serius tulisan ini,, cukup ditelan dan d cerna saja,, tp jangan mentah-mentah!!


Gw merasa belum memiliki keahlian khusus yang terkuasai dg baik dan benar, gw merasa masih menjadi seorang yg generalis. Entah ini timbul karena dari diri sendiri ataukan ada faktor eksternal yg menyebabkan gw masih generalis hahaha.
*”jd lo ga bangga dengan semua ini?”.. wah kalo gw mah bangga, bangga banget. Tapi belum puas aja dengan semua yg gw lakuin. Semua gw lakuin, tapi setengah-setangah. Karena mungkin gw pengen semua bisa, tp g ada yg difokuskan. Risih aja ngdengernya dengan [P]Fleksibel bgt nya itu loh! Jelas2 kita adalah negara agraris terbesar! Gw paham agraris disini memiliki makna yg luas. Semua proses dri hulu k hilir.. tp dengan paradigma seprti itu, gw mernding jika makna agraris melebar luas secara tdak terarah. Multi talenta itu penting, tapi alangkah terhormatnya jika ada 1 yg bisa ditonjolkan dalam membangun jati diri.


Maradona harum namanya krna sepak bola, Aidit terkenal namanya krna komunisnya, Slash terkenal sebagai rock star, einstein terknal sang maestro fisika, nah gw mau terkenal karena apa? G mngkin dan lum pernah denger ada yg terkenal/menonjol d semua bidang,, malah bisa mnjdi prtanyaan kredibilitas seseorang kalo kndisinya seperti itu,, hehe


Dengan kondisi seprti itu akan mengakibatkan nnti ketika d dunia kerja,, gw akan mencari peruntungan nasib, ibarat undian iseng2 berhadiah,, duluan dmana gw dtrima,, ya dstulah nnti gw mengais rezeki dri sebuah ijazah lusuh.. gw gak munafik juga kalo nnti kerja, pasti trgntung peluang itu ada dimana,, walaupun jauh dri latar belakang dan kemmpuan akademik gw,, tp gw mau berusaha ingin sekali untuk bergerak mencari uang (bukan “mencari kerja”) sesuai dengan kmampuan dan keahlian khusus hahay.. susah c,, tp g ada yg gak mngkin..


Mungkin wajar sih strata 1 ni masih generalis, tpkan dri SMA juga sdah difokuskan dengan terbntuknya anak IPA, IPS, Bahasa.. ko malah lambat ya gw tuk mnjdi spesialis? Nah yg bru sadar adalah, ketika mau menjdi seorang yang spesialis,, ketika branjak kuliah, malah anak IPA bisa msuk jurusan apa saja, anak2 lainnya? g tau gw gmana mindernya.. itulah knapa gw masuk IPA, bangga nntinya bisa masuk jurusan apa aja, mantap> ckckc


Semoga nantinya kita bahagia sesuai keahlian dan hati nurani kita,,

Salam sukses..